Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga
1. Ciplukan
Dalam bahasa latin disebut physalis angulata adalah di antara tumbuhan herbal yang hidup semusim serta memiliki tinggi lebih kurang 1 meter saja. ceplukan atau ciplukan ( physalis angulata ) yang memiliki buah khas yang tertutup oleh pembesaran kelopak bunga ini kaya akan beragam faedah terlebih jadi tanaman herbal ( obat-obatan ).
Ceplukan atau ciplukan dikebal dengan beragam nama tempat ( lokal ) layaknya keceplokan, ciciplukan ( jawa ), nyornyoran, yoryoran, ( madura ), cecendet, cecendetan, cecenetan ( sunda ), kopok-kopokan, kaceplokan, angket ( bali ), leletep ( sebagian sumatra ), leletokan ( minahasa ), kenampok, dedes ( sasak ), lapunonat ( tanimbar, seram ), daun kopo-kopi, daun loto-loto, padang rase, dagameme, angket, dededes, daun boba, dan sebagainya.
Didalam bahasa inggris dikenal jadi cutleaf groundcherry, wild tomato, camapu, serta winter cherry. namun didalam bhs ilmiah ( latin ) disebut jadi physalis angulata yang bersinonim dengan physalis minima serta physalis peruviana.
Ceplukan adalah tanaman semusim yang memiliki tinggi lebih kurang 1 meter. batang ciplukan berongga serta bersegi tajam.
Daun ceplukan berupa bln. telur dengan ujungnya yang meruncing. pinggir daun kadang-kadang rata kadang-kadang tidak dengan panjang daun pada 5-15 cm serta lebar 2-10 cm.
Bunga ceplukan ( physalis angulata ) ada di ketiak daun, dengan tangkai tegak berwarna keunguan serta dengan ujung bunga yang mengangguk. kelopak bunga sharing lima, dengan taju yang bersudut tiga serta meruncing. mahkota bunga menyerupai lonceng, berlekuk lima berwarna kuning muda dengan noda kuning tua serta kecoklatan di leher bagian didalam. benang sari berwarna kuning pucat dengan kepala sari biru muda.
Buah ceplukan ( physalis angulata ) ada didalam bungkus kelopak yang menggelembung berupa telur berujung meruncing berwarna hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, dengan panjang lebih kurang 2-4 cm. buah buni didalamnya berupa bulat memanjang berukuran pada 1, 5-2 cm dengan warna kekuningan bila masak. rasa buah ciplukan manis serta kaya faedah jadi herbal.
Pohon ceplukan dianggap datang dari tempat tropis amerika serta tersebar ke beragam lokasi di amerika, pasifik, australia, serta asia terhitung indonesia. di indonesia, ciplukan tumbuh dengan alami di semak-semak dekat pemukiman sampai tepian rimba. tumbuhan yang kaya faedah jadi obat-obatan ( herbal ) ini dapat hidup sampai ketinggian 1. 600 meter dari permukaan laut.
Manfaat dan Khasiat Ciplukan sebagai obat:
Influenza, sakit tenggorok ,bronchitis, gondongan, pembengkakan buah pelir, bisul, borok, DM, Ayan, pembengkakan prostate .Uji pra klinis Anti tumor dan leukemia 5x lebih kuat dari Tapak Dara.
2. Daun Dewa
Daun Dewa mempunyai nama latin (Gynura divaricata), orang china menyebutnya Samsit. Tinggi tanaman ini sekitar 30-40 cm, merupakan tumbuhan tegak, batang daun pendek lunak berbentuk segi lima, dengan penampang berbentuk lonjong dan berambut pada sisi luar.
Daun Dewa memiliki panjang 20 cm, lebar 10 cm, dengan tangkai pendek, bulat lonjong berdaging, berbulu halus, ujung daunnya lancip, bertoreh pada tepi daun serta warna hijau keunguan. Daun dewa juga memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, berkelopak hijau berbentuk cawan, dan benang sari berwarna kuning berbentuk jarum.
Tumbuh di daerah dengan ketinggian 200-800 meter di atas permukaan air laut (dpl), daun dewa berkembang biak dengan umbi atau stek batang.
Tak jarang bila penanganan tidak tepat, daun dewa bisa saja terserang hama. Salah satu hama yang sering menyerang daun dewa adalah kutu putih. Upaya pengendalian hama dapat menggunakan pestisida alami atau pestisida nabati. Kita dapat membuat sendiri pestisida nabati menggunakan daun mimba, akar tuba, dan tembakau. Dengan cara ditumbuk halus, lalu direndam air dan dibiarkan semalaman. Keesokan harinya ramuan tersebut disaring, kemudian dilarutkan dengan air hangat. Hasilnya disemprotkan pagi atau sore hari ketika cuaca cerah, tidak hujan, yang akan menghilangkan khasiat pembasmi hamanya. Hindari penyemprotan pada siang hari, karena sinar matahari yang terik dapat menguraikan bahan aktif pestisida organik tersebut.
Macam pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman daun dewa adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, kambing, kerbau ataupun ayam dan pupuk organik atau yang alami seperti kompos.
Daun dewa dapat dipanen setelah mempunyai penampang daun yang lebar berwarna hijau tua dan berbentuk sempurna. Pengambilan daun dengan menggunakan pisau yang telah dibersihkan, sedangkan panen umbi dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan. Pada umur tersebut umbi sudah siap untuk disemai guna memperbanyak tanaman daun dewa.
Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.
Manfaat : - Analgesik (meredakan rasa nyeri) - Anti Inflamasi (anti radang) - Khasiat daun dewa melancarkan sirkulasi darah. - Daun dewa digunakan untuk obat menurunkan tekanan darah tinggi. - Khasiat daun dewa mengobati luka memar. - Daun dewa sebagai obat pereda rasa nyeri. - Khasiat daun dewa sebagai obat anti radang. - Daun Dewa obat untuk menghentikan pendarahan. - Khasiat daun dewa sebagai obat meluruhkan kencing. - Daun dewa adalah obat penurun panas. - Khasiat daun dewa sebagai obat kencing manis atau diabetes mellitus. - Daun dewa obat pembersih racun dalam tubuh.
3. Temulawak
3. Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12 bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh. Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.
4. Kunyit
Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
5. Jahe
Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Berbagai manfaat jahe yang secara tradisional sudah dikenal luas adalah seperti berikut ini: Masuk angin Ramuan: Ambil jahe yang tua sebesar ibu jari, cuci bersih dan memarkan lalu direbus dengan air dua gelas, tambahkan gula aren secukupnya . Didihkan lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan minum hangat-hangat. Sakit kepala atau migrain (sakit kepala sebelah) Ramuan: Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari. Mencegah mabuk kendaraan Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus dengan segelas air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan. Terkilir Ramuan: Ambil jahe lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.
Bersambung disini dulu ya para pembaca sekalian.....
mohon maaf tp pasti akan ada kelanjutannya kok karena tanaman obat keluarga itu banyak sekali
"Marilah Kita Kembali Ke Bahan Alami"
mohon maaf tp pasti akan ada kelanjutannya kok karena tanaman obat keluarga itu banyak sekali
"Marilah Kita Kembali Ke Bahan Alami"
free music at divine-music.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar